SESUNGGUHNYA UJIAN ALLAH ADAKAN SEBAGAI JALAN UNTUK MENGENAL ALLAH



Untuk meringankan kepedihan ujian yang menimpa, hendak kita mengenal Allah yang memberi ujian itu. Kenallah sifat ilmu, kasih-sayang dan belas ihsan Allah yang Maha hebat. Sebagai hamba ilmu kita terbatas, ilmu Allah yang Maha Luas. Kasih sayang kita cuma seraut, kasih sayang Allah selaut. Orang yang mengenal Allah, akan mencintaiNya. Bila sudah cinta, kuranglah derita diuji. Bukankah cinta itu buta?

Orang yang mengenal kasih-sayang Allah punya keyakinan bahwa keputusan (takdir) Allah itu akan memberikan yang terbaik. Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, tidak akan memberi sesuatu yang buruk untuk hamba-Nya. Justeru, hamba yang baik tidak akan berburuk sangka terhadap Allah dengan merasakan apa yang ditakdirkanNya (ujian) itu ialah sesuatu yang tidak baik.

Yakinlah bahawa semua ketentuan Allah itu adalah baik. Ujian itu pasti ada kemuslihatan yang tersembunyi untuk setiap kita. Pilihan Allah untuk kita adalah yang terbaik, cuma kita tidak atau belum mengetahuinya. Bila berlaku nanti, barulah kita tersedar, " .. ya Allah beruntung Kau takdirkan begitu." Kata arifbillah (orang yang mengenal Allah), “sekiranya kita merasakan kasih sayang Allah itu terpisah apabila DIA menguji kita, itu petanda tumpulnya akal, butanya mata hati.”

Ujian juga menimbulkan rasa taat kepada Allah. Hati tidak dapat tidak mesti bersabar. Hati akan terdidik untuk redha dan tawakal, karena Qada dan Qadar-Nya mesti berlaku. Manusia akan lebih dekat dengan agama, kepentingan akhirat, cinta kepada Allah. Hikmah ini walaupun sebesar zarah tetapi apabila melekat di hati kebaikannya lebih tinggi dari amal lahiriah walaupun sebesar gunung. Inilah kebaikan di balik kepahitan ujian. Justeru, Allah berfirman:

“… Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedangkan sesuatu itu merosakkan kamu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu.” (Surah Al Baqarah : 216)

Dengan ujian juga, Allah ‘membersihkan’ kotoran hati manusia. Ujian itu menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap Allah seperti bahan pencuci membersihkan kain yang kotor.

Bila kita benci dengan ujian, artinya kita belum kenal Allah dan (karena ) tidak faham itulah cara (kaedah) Allah mengampunkan dan membersihkan dosa-dosa kita. Ya, seolah-olah orang yang yang benci diuji itu tidak suka dibersihkan daripada dosa-dosa atau apakah dia merasa tidak berdosa? Sebaliknya, apabila kita gembira (menerima dengan baik) ujian itu, karena yakin bahwa yang datangkan ujian itu juga daripada Allah. Kita bukan saja berikhtiar (berusaha) untuk menghilangnya tetapi juga berusaha untuk mendapatkan hikmahnya.

Rasulullah sallallahu ‘alaihiwasallam bersabda,

“Barang siapa yang dikehendaki Allah pada orang itu kebaikan, maka Allah akan coba dengan ujian-Nya.”

Tidak ada takdir Allah yang tidak ada hikmahnya. Orang soleh bila diuji, hikmah-hikmah ujian akan semakin terbuka, membawa diri pada muhasabah dan mendekatkan mereka kepada Allah.

Semoga Allah Ta'ala membukakan hikmah dan mengkaruniakan berkah kekuatan, kesabaran serta kasih sayang perlindungan Nya. Aamiin ya Robbal alamin
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UMI HILWA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger